Pages

Labels

alam (6) animals (5) cartoon (2) ilmiah (12) indonesia (5) islam (8) karyaku (5) kesehatan (2) kuliner (15) musik (5) pelajaran (5) psikologi (6) sastra (4) sports (4) world (4)

Rabu, 01 Juli 2020

Analisis film Black Swan berdasarkan teori psikologi


a.    Nama              : Fenty Nahdliyyati Choirunnisa
NIM/ Kelas      : 18090000134 / B
Mata Kuliah     : Psikologi Kepribadian
Judul Film       : Black Swan

b.    Review
Nina Sayers adalah wanita berusia 28 tahun yang memilki hobi menari balet, ia tumbuh dan dididik hanya dengan seorang ibu. Ibunya adalah seorang yang otoriter, selalu menyiapkan apapun pada Nina hingga setelah latihan juga membantu melepaskan baju Nina. Didikan ibunya yang terlalu protektif itu menyebabkan Nina menjadi seseorang yang tertutup, kurang dapat bersosialisasi dengan mudah, namun memiliki sifat yang perfeksionis. Nina menjaga latihan baletnya dengan sangat baik bahkan bisa dikatakan terlalu berlebihan hingga dalam kamarnyapun ia berlatih hingga jemari kakinya berdarah sering juga kesleo. Dalam sekolah baletnya akan ada sebuah pertunjukan besar yang berjudul Swan Lake. Pelatih yang bernama Thomas mencari pengganti peran Ratu angsa untuk menggantikan ratu angsa sebelumnya yang bernama Beth. Seluruh penari ingin mendapatkan peran itu dan berusaha dengan sungguh-sungguh, tak terkecuali Nina. Obsesinya berperan sebagai ratu angsa memaksa dirinya berlatih lebih keras dan didukung oleh ibunya. Dalam peran ratu angsa penari harus bisa menjadi peran White Swan yang lemah, gemulai, dan sangat dapat mengontrol diri dan juga sekaligus menjadi Black Swan yang sangat bebas, penuh gairah dan sensual. Pelatih Thomas menyadari bahwa Nina adalah peran yang sangat cocok untuk White Swan karena ia sangat pandai mengontrol diri dan sesuai dengan pribadinya yang lemah, gemulai dan sangat feminim, namun tidak untuk Black Swan pelatih Thomas sangat yakin bahwa Nina tidak cocok memerankannya. Karena obsesi Nina yang sangat besar untuk menjadi peran ratu angsa, ia mencuri make up milik Beth dengan alasan ingin sempurna. Bahkan ia mendatangi Thomas untuk berbicara dan sedikit menggoda dengan berdandan seperti Beth, semua itu ia lakukan hanya demi obsesinya. Hingga akhirnya pelatih Thomas memilih Nina untuk berperan menjadi ratu angsa. Tentu tidak mudah bagi Nina untuk menjalankan peran itu, apalagi Black Swan yang sifat dan sikapnya sangat berbanding terbalik dengan pribadinya. Obsesi yang sangat menggebu-gebu untuk menjadi sempurna menjadikan Nina berubah, ditambah lagi dengan tekanan pelatih yang sangat keras menjadikan Nina terjun terlalu dalam sebagai peran ratu hingga sering halusinasi dan berkepribadian ganda. Banyak hal misterius penuh teka-teki dan insiden ada dalam film ini. Dan akhirnya Nina berhasil menjadi Ratu Angsa yang sempurna berkat latihannya yang sungguh-sungguh dan obsesinya yang sangat kuat menjadikan ia berhasil mengeluarkan batas dalam diri dan berkehendak bebas.

c.    Analisa
·         Berdasarkan teori Psikologi Individual Alfred Adler
Adler mengemukakan pendapatnya yang memiliki perbedaan dengan Freud. Adler memiliki pokok-pokok dalam teorinya yang mencakup enam hal. Yang pertama satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia adalah perjuangan untuk sukses atau  menjadi superior. Hal itu berlaku pada Nina yang berjuang untuk menjadi ratu angsa dan membuktikan pada semua orang bahwa ia mampu. Segala tindakannya selama proses latihan adalah semata-mata ingin diakui bahwa menjadi peran yang berbeda dengan sifat asli itu bisa ia lakukan walaupun menggunakan segala cara hingga kehilangan sifat asli dan bisa dikatakan melampaui batas. Hakikatnya setiap manusia ingin menjadi superior dan diakui oleh orang lain. Yang kedua adalah persepsi subyektif individu membentuk tingkah laku dan kepribadian, persepsi Nina untuk ingin berperan sempurna sebagai ratu angsa menyebabkan ia membentuk tingkah laku yang berbeda dengan dirinya sejak dahulu, segala yang ia lakukan demi mencapai obsesinya, termasuk kepribadiannya yang juga ikut berubah seperti Nina yang tertutup, lemah, menurut dengan ibunya menjadi Nina yang bebas contohnya dalam hal seksual, memilih pendapat dan bertindak sesuai keinginannya. Yang ketiga adalah semua fenomena psikologi disatukan didalam diri individu dalam bentuk self,  Adler menyebutkan bahwa kesadaran lebih dominan dalam hal mencapai suatu tujuan. Nina sadar bahwa ia betul-betul ingin menjadi sempurna memerankan ratu angsa namun dalam tingkah laku dan kepribadiannya juga diselimuti ketidaksadaran contohnya berhalusinasi bahwa ia memiliki doppelganger yang buruk dan menjadi liar. Yang keempat adalah manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial, sejatinya penari/seniman adalah ingin menghibur diri orang lain, ia akan merasa berharga bila orang lain menyukai karyanya, hal tersebut menjadi prinsip Nina dalam menari, ia sangat senang dan mengakui bahwa ia sempurna saat karya menarinya disukai banyak orang. Yang kelima semua potensi manusia dikembangkan sesuai gaya hidup. Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun, gaya hidup dibentuk oleh anak melalui pengamatan dan interpretasi terhadap kemampuan intrindik(hereditas) dan lingkungan obyektif. Nina mempunyai gaya hidup sebagai penari adalah hereditas dari ibunya yang didukung dengan lingkungan obyektif juga sebagai penari. Hal tersebut tertancap dalam pribadi Nina. Terakhir yang keenam adalah gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kreatif. Diri kreatif memberi arti pada kehidupan, menciptakan tujuan maupun sarana untuk mencapainya. Diri kreatif mengalir dalam diri Nina seiring prosesnya untuk menjadi superior sebagai ratu angsa. Konsep itu memperkuat pandangan Adler bahwa kepribadian itu dinamik.

·         Berdasarkan teori Psikologi Analitik Carl Gustav Jung
Jung melihat bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh sejarah individu dan rasnya (kausalitas) dan tujuan-tujuan aspirasi. Jadi faktor masa lalu dan masa depan berpengaruh pada tingkah laku manusia. Jung berpendapat bahwa jiwa manusia terdiri dari alam sadar dan alam tidak sadar. Alam sadar adalah penyesuaian terhadap dunia luar, sedangkan alam tidak sadar adalah penyesuaian dengan dunia dalam. Struktur kepribadian menurut Jung meliputi kesadaran, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif. Kesadaran itu adalah ego yang berperan penting dalam menentukan fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan. Dalam kesadaran Nina mempersepsikan bahwa dirinya akan berperan sebagai ratu angsa yang akan memerankan sebagai White Swan dan Black Swan dalam pertunjukan namun ia sadar bahwa menjadi Black Swan adalah hal yang bertentangan dengan pribadinya yang condong pada White Swan. Selanjutnya ketidaksadaran pribadi yaitu fikiran, perasaan dan tingkah lakunya berusaha menjadi apa yang ia persepsikan secara sempurna, namun karena obsesinya untuk tampil sempurna dalam pertunjukan terlalu tinggi dan ditambah dengan tekanan dari pelatih, ia mengalami permasalahan-permasalahan batin. Berikutnya ketidaksadaran kolektif, merupakan fondasi ras yang diwariskan dalam keseluruhan struktur kepribadian. Diatasnya dibangun ego, tak sadar pribadi, dan pengalaman individu. Mengabaikan tak sadar dapat merusak ego, karena tak sadar dapat membelokkan tingkah laku menjadi menyimpang. Seperti yang terjadi pada Nina, secara sadar ia mengerti bahwa menjadi peran Black Swan adalah hal yang sulit ia lakukan, lalu ia membiarkan ketidaksadaran pribadinya terjadi ditengah tekanan dan permasalahan-permasalahan. Semua itu menjadikan ia mengalami halusinasi-halusinasi, delusi, menganggap ada doppelganger pada dirinya dan simptom gangguan psikologik.

d.    Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari review dan analisa pada film ini adalah hakikatnya manusia adalah untuk aktualisasi diri sama halnya pada Nina yang ingin menjadi sempurna dalam perannya menjadi ratu angsa saat pertunjukan. Segala hal ia lakukan demi menjadi superior bahkan obsesinya yang amat sangat itu dapat mengubah tingkah laku dan kepribadiannya. Tekanan dan permasalahan yang bertubi-tubi ia rasakan dan menjadi permasalahan mental. Pada dasarnya ia ingin menjadi superior karena jiwa seni dalam dirinya yang ingin menonjol karena gaya hidup yang dipenuhi dengan menari sejak kecil. Nina memang orang yang perfeksionis dan penuh pengendalian karena didikan ibunya yang otoriter, ia anti sosial dan kurang bisa mengambil keputusan sendiri. Namun seiring proses latihannya ia mulai berkehendak bebas dan sedikit melampaui batas. Hingga akhirnya dapat mencapai superiornya yaitu tampil sempurna sebagai Queen Lake.


Referensi :
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Aiken. (1993). Dinamika Kepribadian. Jakarta: Rineka Cipta.

0 komentar:

Posting Komentar